Sabtu, 16 Januari 2010

Orang Terpendek & Tertinggi di Dunia Dipertemukan

ISTANBUL - Dua pria berbeda ukuran dipertemukan di Turki dalam sebuah acara yang diadakan Guinness World Record. Salah satu pria tersebut memegang rekor pria terpendek di dunia, sementara yang lainnya pemegang rekor dunia pria tertinggi di dunia.
Pemandangan unik terlihat saat mereka berdiri bersama. Hasilnya, perbandingan kontras nampak jelas terlihat. Pingping yang berasal dari China dengan tinggi 74,61 centimeter tampak tidak sebanding dengan Sultan Kosen dari Turki, yang memiliki tinggi 2,46 Meter. Demikian diberitakan The Sun, Jumat (15/1/2010).
Saat disandingkan bersama, tinggi Pingping diperkirakan tidak melebihi lutut dari Kosen. Namun kedua tokoh unik tersebut mengaku senang bisa bertemu.
"Saya selalu ingin bertemu dengan Pingpin sejak diberikan gelar sebagai pria tertinggi di dunia," ujar Sultan Kosen.
Dia sendiri senang dengan kehadiran pria mini asal China tersebut dan berencana untuk mengajaknya berkeliling Turki.
Pertemuan Kosen dan Pingping diadakan sebagai acara pembukaan pemecahan rekor dunia secara lansung, yang akan berlangsung di Turki. Acara bertajuk Guinness World Record Live! ini berlansung di Istanbul.
Dalam acara ini nantinya warga Turki memiliki kesempatan memecahkan 50 rekor dunia. Jika berhasil pemenang bisa meraih ketenaran dunia layaknya Pingping


AS Rilis Foto Terbaru Osama Bin Laden


WASHINGTON - Kementrian Luar Negeri AS merilis perkiraan wajah terbaru dari Osama Bin Laden. Foto hasil rekayasa komputer ini memperkirakan bentuk wajah dari pimpinan Al Qaeda itu yang kini berusia 52 tahun.

Perkiraan wajah terbaru Bin Laden ini diambil dari fotonya pada 1998. Dalam foto rekayasa komputer ini, memproyeksikan wajah Osama yang memiliki janggut tidak terlalu tebal serta tanpa menggunakan surban.
Seperti dilansir BBC, Sabtu (16/1/2010), foto rekayasa tersebut juga memperlihatkan tanda-tanda penuaan dari pria yang dituduh sebagai serangan 11 September 2001 lalu.

Osama Bin Laden dikenal sebagai pendiri dari jaringan teroris internasional Al Qaeda. Pria yang berasal dari keluarga kaya di Arab Saudi ini, kini berada di peringkat teratas daftar pencarian orang di Amerika Serikat.
Bin Laden dituduh sebagai dalang berbagai aksi teroris seperti pengeboman dua Kedutaan Besar AS di Afrika Timur pada 1998. Pada 11 September 2001, Al Qaeda yang dipimpin Bin Laden melancarkan serangan mematikan ke Washington dan New York. Sejak saat itu, AS terus memburu pria yang diduga masih berada di sekitar perbatasan Pakistan dan Afghanistan. (okezone.com)

Gempa Haiti Terparah dalam 200 Tahun


PORT-AU-PRINCE - Gempa bumi berkekuatan 7,0 Skala Richter mengguncang Haiti kemarin. Diperkirakan ribuan jiwa tewas karena banyaknya warga yang tinggal di negara kepulauan di kawasan Laut Karibia itu masih tertimbun reruntuhan gedung-gedung.

United States Geological Survey (USGS) menyatakan bencana itu merupakan gempa bumi terbesar di Haiti dalam 200 tahun lebih. Selain menyebabkan ribuan korban, gempa dilaporkan merobohkan istana kepresidenan, gedung-gedung, dan perumahan di berbagai lokasi, termasuk di daerah lereng perbukitan. Gedung lima lantai milik Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) juga rata dengan tanah setelah gempa terjadi.

Titik gempa diketahui berpusat di 18,45 derajat Lintang Utara dan 72,44 Bujur Barat atau berjarak 16 km barat daya ibu kota Haiti, Port-au-Prince, yang di atasnya didiami sekitar 1 juta orang. Berdasar catatan USGS,gempa terjadi pukul 21.53 (GMT), 12 Januari 2010; atau pukul 16.53 waktu setempat, 12 Januari 2010; atau 04.53 WIB, Rabu 13 Januari 2010. Kedalaman gempa yang hanya sekitar 10 km mengakibatkan dampak sangat mengerikan.

Bukan hanya di wilayah pusat gempa, tapi juga di pusat kota Port-au-Prince yang berpenduduk empat juta orang. Kondisi kian parah karena gempa susulan yang terjadi mempunyai kekuatan cukup besar,mencapai 5,9 SR.

“Sebanyak 27 gempa susulan dengan kekuatan besar terjadi dalam tempo beberapa jam setelah gempa pertama,” demikian keterangan USGS. Saksi mata melaporkan, gempa menimbulkan kepanikan dan kekacauan luar biasa.

Warga berteriak “Tuhan,Tuhan!” sambil berlarian ke jalanan, ketika gedung-gedung, hotel-hotel, rumah-rumah, dan pertokoan roboh. Tayangan televisi Reuters dari Port-au-Prince menunjukkan kekacauan di jalanan yang dipenuhi jasad dan manusia yang menangis kalut. Banyak warga yang tampak linglung, bingung, bercampur sedih, karena sanak kerabat mereka meninggal dunia, atau masih tertimbun reruntuhan gedung dan belum dapat diselamatkan.

Korban selamat dan korban tewas berlumuran debu puingpuing gedung yang roboh di sekelilingnya. Warga yang selamat segera menuju tanah lapang untuk menghindari bencana lebih buruk. Jaringan listrik dan komunikasi putus, sehingga warga terpaksa tidur dalam keadaan gelap gulita dan kedinginan. Mereka sangat mengharapkan bantuan. Laporan tentang jumlah korban tewas, terluka, dan kerusakan gedung masih belum dapat dipastikan karena kerusakan sistem telekomunikasi di Haiti.

Yang pasti,negara miskin yang berada di wilayah Amerika Latin itu butuh bantuan secepatnya,baik itu peralatan berat untuk menyingkirkan puing-puing, personel penyelamat, juga bantuan kebutuhan pokok dan medis.

“Saya mengharap seluruh dunia, khususnya Amerika Serikat (AS), melakukan apa yang mereka lakukan pada kami saat 2008, ketika empat badai menerjang Haiti. Saat itu AS mengirimkan sebuah rumah sakit kapal di pantai Haiti. Saya harap itu akan dilakukan lagi dan membantu kami mengatasi situasi ini,” papar Duta Besar Haiti untuk AS Raymond Alcide Joseph. Joseph meminta warga Haiti di luar negeri bekerja sama mengerahkan segala upaya untuk membantu warga di tanah kelahiran mereka.

Dia juga memastikan Presiden Haiti Rene Preval berhasil selamat walaupun gedung istana kepresidenan berubah menjadi puingpuing. Atapnya roboh meratakan dinding-dinding bangunan. Meski begitu, di mana sekarang presiden berada, Alcide tidak bisa memastikan. Mantan Presiden Haiti Jean Bertrand Aristide, yang kini tinggal di pengasingan Afrika Selatan, mengirimkan pernyataan dukacita bagi warga Haiti.

Menteri Kerja Sama Prancis Alain Joyandet melaporkan Hotel Montana telah roboh dan dia mengkhawatirkan nasib warganya yang kebetulan tinggal di sana. “Ada sekitar 100 dari 300 tamu telah dievakuasi,” katanya. Itu artinya ada sekitar 200 orang tamu hotel yang masih hilang dan diduga tertimbun di reruntuhan hotel.“Kedutaan Besar Prancis di Port-au- Prince juga rusak akibat gempa,16 warga Prancis telah berkumpul di sana. Warga lainnya sedang menuju ke sana,” papar Joyandet (Okezone.com)