Rabu, 29 Januari 2014

Pemeriksaan Gonad Metode Asetokarmin


Laporan Praktikum ke- 4                                                    Hari/Tanggal : Sabtu/12 Oktober 2013
M.K. Dasar-dasar Genetika Ikan                                          Kelompok     : V
                                                                                          Asisten          : Faiz Fahmi
           

  

PEMERIKSAAN GONAD METODE ASETOKARMIN



Disusun oleh:
Salman Firdaus                       C14120007
Rinda Ulfah Likandi                C14120011
Alfianto Purnomo Aji              C14120026
Harselly Valianti                      C14120029
Taqdir Iskandar Simamora      C14120044
M. Khairi Mizwar Siagian       C14134007




DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013

I.  PROSEDUR PRAKTIKUM

Ikan yang digunakan untuk diperiksa gonadnya adalah ikan nila (Oreochromis niloticus). Ikan diambil dari ember penampungan lalu dibunuh dengan menusuk bagian medulla oblongatanya hingga ikan mati. Selanjutnya ikan dibedah dengan menggunakan gunting bedah yang dimulai dari mulut secara horizontal melewati sirip dada hingga ke anus. Setelah itu isi perut dikeluarkan dan gonad diambil secara hati-hati mengingat bentuknya yang sangat kecil dan halus. Gonad yang telah diambil diletakkan pada kaca preparat steril lalu gonad dicacah-cacah dan kemudian ditetesi asetokarmin dan didiamkan sebentar. Selanjutnya kaca prepat ditutup dengan cover glass dan diamati dibawah mikroskop. Proses pembedahan, pengambilan gonad dan preparasi ikan dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Proses pembedahan dan preparasi

II. HASIL
Dalam studi tertentu, penentuan jenis kelamin ikan penting dilakukan untuk mengetahui jenis kelamin ikan yang diperoleh dari induk hasil percobaan. Seringkali ikan yang berukuran kecil belum dapat diketahui jenis kelaminnya dengan hanya melihat ciri sekundernya saja. Akan tetapi pemeriksaan dilakukan dengan melihat ciri primer yakni berkaitan dengan organ reproduksinya. Dalam prakteknya kegiatan ini cenderung dilakukan untuk penelitian hasil rekayasa genetika untuk menentukan jenis kelamin hasil sex reversal. Terdapat 2 cara yang dapat digunakan dalam memeriksa jenis kelamin ikan, yakni dengan metode asetokarmin dan metode marka molekuler.
Asetokarmin adalah larutan pewarna yang digunakan untuk mewarnai gonad untuk pemeriksaan dengan mikroskop. Larutan asetokarmin berfungsi untuk mempermudah identifikasi. Metoda asetokarmin memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihannya yakni selain murah, mudah, cepat pengerjaannya, metode ini juga tidak memerlukan alat atau bahan yang sulit didapat. Sedangkan untuk kekurangan yakni metode ini harus membunuh ikan yang akan diperiksa gonadnya dan metode ini mempunyai kendala yaitu tingkat kesulitan dalam menemukan gonad ikan muda yang relatif kecil (berbentuk seperti benang) sehingga sulit untuk diambil (Rafael, 1974).
Marka molekuler dapat diartikan sebagai penanda molekuler. Dengan metode ini, karakteristik gen dapat diketahui. Marka molekuler merupakan suatu metode yang bertujuan untuk menunjukkan keberadaan suatu urutan DNA pada suatu genom tertentu, selanjutnya dilakukan analisa untuk mengetahui karakter suatu DNA pada makhluk hidup (Azrai, 2006). Adapun kelebihan dari alat ini yaitu tidak membunuh ikan, karena jaringan sampel dapat diambil dari sirip ikan atau jaringan lainnya. Namun dibalik kelebihannya terdapat kekurangan, yakni pengujiannya yang tidak murah. Teknik ini memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang tinggi.
Asetokarmin dibuat  dengan cara melarutkan 0,5 g bubuk karmin dalam 100 ml asam asetat 45%. Larutan dididihkan selama 2-4 menit, selanjutnya didinginkan dan disaring dengan menggunakan kertas saring untuk memisahkan partikel kasar (Purwati, 2004). Karmin diperoleh dari ekstrak serangga Cochineal (Dactylopuis coccus costa) betina yang dikeringkan. Penggunaan asektokarmin menyebabkan penyerapan struktur gonad lebih mudah menyerap pewarna sehingga memungkinkan kontras warna terlihat jelas untuk mengamati perkembangan sel serta jaringannya yang terikat (Rafael, 1974).
Dari hasil pengamatan dengan menggunakan mikroskop, gonad jantan ditandai dengan bentuk sel yang sangat kecil dan rapat. Sedangkan gonad betina ditandai dengan bentuk sel yang lebih besar serta antar sel yang sedikit lebih jarang. Gonad jantan dan betina dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini.
Gambar 2. Contoh pengamatan gonad ikan nila dibawah lensa mikroskop
                             Sumber : (Tristina dkk, 2009)
Hasil pemeriksaan gonad ikan nila secara keseluruhan diketahui jumlah nila jantan yang diperoleh sebanyak 48 ekor (52,74%) dan nila betina sebanyak 43 ekor (47,26%).

III. KESIMPULAN
Pemeriksaan gonad ikan dapat diketahui dengan 2 cara yakni metode asetokarmin dan metode marka molekuler. Metode asetokarmin memiliki beberapa kelebihan yakni murah, mudah, serta cepat dalam pengerjaannya. Sedangkan kelemahannya yaitu harus membunuh ikan untuk mengambil gonadnya.

DAFTAR PUSTAKA
Azrai, M. 2006. Sinergi Teknologi Marka Molekuler Dalam Pemuliaan Tanaman Jagung. Jurnal Litbang Pertanian Vol.25 (3). hal. 81-89.
Purwati S., Odang C., Zairin Jr. 2004. Feminisasi Ikan Betta (Betta Splendens Regan) Melalui Perendaman Embrio Dalam Larutan Hormon Es Tradiol-17β Dengan Dosis 400 Μg/1 Selama 6,12,18 Dan 24 Jam. Jurnal Akuakultur Indonesia. Vol 3. hal. 9-13
Rafael et al. 1974. An Acetocarmine Squach Method for Sexing Juvenile Fishes. The Progressive Fish – Culturist. Vol. 36
Tristina, dkk. 2009. Teknik Produksi Induk Betina Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Tahap Verifikasi Jantan Fungsional (XX). Jurnal Saintek Perikanan Vol. 5, No. 1 hal 38-43