Laporan Praktikum ke- 4 Hari/Tanggal : Sabtu/12 Oktober 2013
M.K. Dasar-dasar Genetika Ikan Kelompok : V
Asisten : Faiz Fahmi
PEMERIKSAAN GONAD METODE ASETOKARMIN
Disusun oleh:
Salman Firdaus C14120007
Rinda Ulfah Likandi C14120011
Alfianto Purnomo Aji C14120026
Harselly Valianti C14120029
Taqdir Iskandar Simamora C14120044
M. Khairi Mizwar Siagian C14134007
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
2013
I.
PROSEDUR PRAKTIKUM
Ikan yang digunakan untuk diperiksa gonadnya adalah
ikan nila (Oreochromis niloticus).
Ikan diambil dari ember penampungan lalu dibunuh dengan menusuk bagian medulla
oblongatanya hingga ikan mati. Selanjutnya ikan dibedah dengan menggunakan
gunting bedah yang dimulai dari mulut secara horizontal melewati sirip dada
hingga ke anus. Setelah itu isi perut dikeluarkan dan gonad diambil secara
hati-hati mengingat bentuknya yang sangat kecil dan halus. Gonad yang telah
diambil diletakkan pada kaca preparat steril lalu gonad dicacah-cacah dan
kemudian ditetesi asetokarmin dan didiamkan sebentar. Selanjutnya kaca prepat
ditutup dengan cover glass dan diamati dibawah mikroskop. Proses pembedahan,
pengambilan gonad dan preparasi ikan dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Proses pembedahan dan preparasi
II. HASIL
Dalam studi tertentu, penentuan jenis kelamin ikan penting dilakukan
untuk mengetahui jenis kelamin ikan yang diperoleh dari induk hasil percobaan.
Seringkali ikan yang berukuran kecil belum dapat diketahui jenis kelaminnya
dengan hanya melihat ciri sekundernya saja. Akan tetapi pemeriksaan dilakukan
dengan melihat ciri primer yakni berkaitan dengan organ reproduksinya. Dalam
prakteknya kegiatan ini cenderung dilakukan untuk penelitian hasil rekayasa genetika untuk menentukan
jenis kelamin hasil sex reversal. Terdapat 2 cara yang dapat digunakan dalam
memeriksa jenis kelamin ikan, yakni dengan metode asetokarmin dan metode marka
molekuler.
Asetokarmin
adalah larutan pewarna yang digunakan untuk mewarnai gonad untuk pemeriksaan
dengan mikroskop. Larutan
asetokarmin berfungsi untuk mempermudah identifikasi. Metoda asetokarmin
memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihannya yakni selain murah,
mudah, cepat pengerjaannya, metode ini juga tidak memerlukan alat atau bahan
yang sulit didapat. Sedangkan untuk kekurangan yakni metode ini harus membunuh
ikan yang akan diperiksa gonadnya dan metode ini mempunyai kendala yaitu
tingkat kesulitan dalam menemukan gonad ikan muda yang relatif kecil (berbentuk
seperti benang) sehingga sulit untuk diambil (Rafael, 1974).
Marka molekuler dapat
diartikan sebagai penanda molekuler. Dengan metode ini, karakteristik gen dapat
diketahui. Marka molekuler merupakan suatu metode yang bertujuan untuk
menunjukkan keberadaan suatu urutan DNA pada suatu genom tertentu, selanjutnya
dilakukan analisa untuk mengetahui karakter suatu DNA pada makhluk hidup (Azrai,
2006). Adapun kelebihan dari alat ini yaitu tidak membunuh ikan, karena
jaringan sampel dapat diambil dari sirip ikan atau jaringan lainnya. Namun
dibalik kelebihannya terdapat kekurangan, yakni pengujiannya yang tidak murah.
Teknik ini memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang tinggi.
Asetokarmin dibuat dengan cara melarutkan 0,5 g bubuk karmin
dalam 100 ml asam asetat 45%. Larutan dididihkan selama 2-4 menit, selanjutnya
didinginkan dan disaring dengan menggunakan kertas saring untuk memisahkan
partikel kasar (Purwati, 2004). Karmin diperoleh dari ekstrak serangga Cochineal (Dactylopuis coccus costa) betina yang dikeringkan. Penggunaan asektokarmin menyebabkan penyerapan
struktur gonad lebih mudah menyerap pewarna sehingga memungkinkan kontras warna
terlihat jelas untuk mengamati perkembangan sel serta jaringannya yang terikat
(Rafael, 1974).
Dari hasil pengamatan dengan
menggunakan mikroskop, gonad jantan ditandai dengan bentuk sel yang sangat
kecil dan rapat. Sedangkan gonad betina ditandai dengan bentuk sel yang lebih
besar serta antar sel yang sedikit lebih jarang. Gonad jantan dan betina dapat
dilihat pada Gambar 2 berikut ini.
Gambar 2. Contoh
pengamatan gonad ikan nila dibawah lensa mikroskop
Sumber :
(Tristina dkk, 2009)
Hasil pemeriksaan gonad ikan nila secara keseluruhan diketahui jumlah
nila jantan yang diperoleh sebanyak 48 ekor (52,74%) dan nila betina sebanyak
43 ekor (47,26%).
III. KESIMPULAN
Pemeriksaan gonad ikan dapat diketahui dengan 2 cara yakni metode
asetokarmin dan metode marka molekuler. Metode asetokarmin memiliki beberapa
kelebihan yakni murah, mudah, serta cepat dalam pengerjaannya. Sedangkan
kelemahannya yaitu harus membunuh ikan untuk mengambil gonadnya.
DAFTAR PUSTAKA
Azrai, M. 2006. Sinergi Teknologi Marka Molekuler Dalam Pemuliaan Tanaman Jagung.
Jurnal Litbang Pertanian Vol.25 (3). hal. 81-89.
Purwati S., Odang C.,
Zairin Jr. 2004. Feminisasi Ikan Betta (Betta
Splendens Regan) Melalui Perendaman Embrio Dalam Larutan Hormon Es
Tradiol-17β Dengan Dosis 400 Μg/1 Selama 6,12,18 Dan 24 Jam. Jurnal Akuakultur Indonesia. Vol 3. hal.
9-13
Rafael et
al. 1974. An Acetocarmine Squach
Method for Sexing Juvenile Fishes. The Progressive Fish – Culturist. Vol.
36
Tristina, dkk. 2009. Teknik Produksi Induk Betina Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Tahap
Verifikasi Jantan Fungsional (XX). Jurnal Saintek Perikanan Vol. 5, No. 1
hal 38-43
Tidak ada komentar:
Posting Komentar